Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman menyatakan sudah saatnya ada langkah
yang komprehensif dalam penanggulangan bencana di Kota Bogor.
Pemerintah Kota Bogor perlu segera mengeluarkan aturan atau Rancangan
Peraturan Daerah (Raperda) mengenai kawasan konservasi, atau paling
tidak berada satu tingkat di bawahnya yaitu Peraturan Wali Kota
(Perwali).
Hal tersebut dengan mengacu kepada Peraturan Daerah
(Perda) Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) 2011-2031, untuk menyikapi dan menindaklanjuti situasi kondisi
Kota Bogor yang rawan bencana.
"Kondisi ini dipandang sudah
sangat mendesak darurat, mengingat musibah ini tidak dapat diprediksi
yang bahkan hingga menelan korban jiwa," kata Wakil Wali Kota Bogor
Usmar Hariman menanggapi peristiwa bencana longsor yang terjadi di
beberapa wilayah Kota Bogor, Rabu (07/09).
Sekadar diketahui,
hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor secara merata sejak pukul 19.00
WIB, Selasa (06/09), membuat sejumlah tebing di empat lokasi di Kota
Bogor mengalami longsor. Bahkan di Kampung Gang Ardio, RT 03 RW 05,
Kelurahan Cibogor, Bogor Tengah, Kota Bogor membuat Azhari (50) pekerja
proyek pembangunan tembok penahan tebing (TPT) tewas tertimpa material
beton dan bebatuan.
Bahkan empat orang rekannya mengalami luka
memar dan patah tulang sehingga harus menjalani perawatan intensif di RS
Bhayangkara, Mapolres Bogor Kota.
"Saat itu saya sedang tidur,
tiba-tiba terdengar suara gemuruh, saya kira berasal dari pabrik es batu
yang memang beroperasi 24 jam ternyata bukan," ujar Aat Supatma, warga
setempat saat ditemui di lokasi kejadian.
Mendengar suara
tersebut, Aat beranjak dari tempat tidur dan membangunkan keluarganya
untuk keluar dari rumah karena khawatir longsor juga menimpa rumahnya.
"Saat
itu juga saya membangunkan istri dan anak saya keluar, dan melihat
tebing talud sudah ambrol menimbun rumah yang dihuni para pekerja proyek
talud itu, ungkap pria yang bekerja mengayuh becak di Pasar Kebon
Kembang itu.
Saat itu juga dia bersama warga sekitar berusaha
menyingkirkan puing-puing bebatuan dan tanah yang menimbun rumah
tersebut. "Rumah saya juga mengalami rusak tapi tidak separah rumah yang
dihuni para korban. Korban itu mengontrak rumah selama bekerja
membangun talud," tandasnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kota Bogor, Ganjar Gunawan menjelaskan bencana longsor di
RT 04 RW 05 Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, sekitar pukul
pukul 01.30 WIB.
"Satu orang dilaporkan tewas bernama Azhari asal
Cirebon dan empat orang mengalami luka. Mereka adalah buruh bangunan
yang tengah mengerjakan talud dan tertimpa material bangunan," kata
Ganjar.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, selain di Kelurahan
Cibogor, sebuah proyek pembangunan talud sepanjang 10 meter dengan
tinggi 3 meter yang baru selesai dikerjakan di RT 03 RW 13, Kelurahan
Gunung Batu, Bogor Barat, Kota Bogor juga mengalami longsor.
"Tapi di Gunung Batu ini tak ada korban jiwa," jelasnya.
Kejadian
ketiga longsor juga terjadi di RT 01 RW 02, Kelurahan Bantarjati, Bogor
Utara, longsor tebing di permukiman sempat menutup saluran air.
Akibatnya satu rumah milik Ali Wijaya dengan 4 jiwa terendam aliran air
yang meluap.
"Petugas BPBD hingga saat ini sudah disebar dan
masih melakukan upaya evakuasi dan pembersihan puing, tanah, bangunan
dan bebatuan yang menimbun rumah maupun saluran air. Kita juga sudah
mendistribusikan bantuan berupa sembako," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar