Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau memeriksa dan
mengamankan Eka alias Brenda, wanita yang disebut-sebut menjadi pemicu
terjadinya penikaman terhadap Brigadir Adil S Tambunan hingga tewas yang
dilakukan Apriadi Pratama, pegawai Honor Dispenda Pemkab Kepulauan
Meranti.
Menurut kepolisian, Brenda merupakan saksi kunci dalam
insiden meranti berdarah yang mengakibatkan penyerangan oleh sekitar
500an warga ke Mapolres Kep Meranti yang menimbulkan korban, tewasnya Is
Rusli diduga terkena lemparan batu meski sebagian informasi menyatakan
tewas karena tembakan amunisi petugas.
"Dari kemarin sudah kita amankan dahulu," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Surawan, Rabu (31/8).
Di
Mapolda Riau, terlihat Brenda mengenakan pakaian baju merah muda,
mondar-mandir di kantin Mapolda Riau dengan pengawalan seorang Polisi
Wanita (Polwan) berpakaian sipil.
"Yang jelas dia (Brenda) diamankan sementara untuk demi keselamatannya," kata Surawan.
Dalam
kasus ini, Apriadi Pratama menikam Brigadir Adil S Tambunan di parkiran
hotel Furama usai keluar dari hotel tersebut. Akibatnya, polisi yang
sehari-hari bertugas di bagian narkoba itu tewas di lokasi kejadian.
Hari itu juga, Apriadi ditangkap polisi serta ditembak pada kedua
kakinya sebanyak 4 luka tembak hingga tewas.
Setelah Apriadi
tewas, ratusan massa menyerbu kantor Polres Kepulauan Meranti dan
melemparinya dengan batu dan kayu. Saat insiden itu, seorang warga
bernama Is Rusli tewas karena mengalami luka di bagian kepalanya. Belum
diketahui pasti luka seperti apa pada bagian kepala korban.
Menanggapi
kejadian itu, Kapolda Riau Brigjen Supriyanto langsung turun ke lokasi
kejadian dan memerintahkan Propam Polda Riau bersama Dit Reskrimum
membentuk tim untuk menyelidikinya. Hasilnya, 3 orang polisi Bripda As
dan Brigadir DY (anggota Reskrim Polsek Tebing Tinggi) serta Bripda EM
(Anggota SPKT) ditetapkan sebagai tersangka atas tewasnya Apriadi
Pratama usai penangkapan.
0 komentar:
Posting Komentar